Sabtu, 11 Oktober 2014

Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan & Investasi SPAM Th. 2014



1.1             Latar Belakang         
Pada tahun 2006 di Afrika diperkirakan 300 juta dari total populasi 800 jiwa (38%) tidak memiliki akses yang baik untuk mendapatkan air minum yang aman untuk dikonsumsi.Di Indonesia diperkirakan lebih dari 100 juta penduduk (46%) masih kesulitan mengakses sumber air minum yang bersih. Lebih dari 70% penduduk masih tergantung pada sumber air yang telah terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya.
          Dapatlah disimpulkan bahwa secara prosentase, kondisi air minum di Afrika masih lebih baik dari pada di Indonesia.Beberapa tahun terakhir sejumlah wilayah di sekitar Jakarta diserang oleh virus yang menyebabkan merebaknya penyakit Hepatitis A (Lihat cuplikan beritanya di bawah Category ‘News’ pada website ini). Virus Hepatitis A ini menyebar melalui makanan dan minuman yang telah tercemar akibat faktor kebersihan yang terabaikan.
          Adapun salah satu contoh permasalahan permasalahan air di provinsi Jambi  ditemukannya limbah cair di sungai Batanghari, sedangkan sungai ini adalah sungai yang dijadikan satu-satunya andalan oleh kelembagaan SPAM di provinsi ini. Sungai Batanghari merupakan bahan baku air konsumsi masyarakat Kota Jambi, khususnya yang mengandalkan air bersih dari PDAM Tirta Mayang Jambi. Bahkan sebuah perusahaan air minum juga mengandalkan debit air Sungai Batanghari sebagai bahan bakunya. Dengan tak berdaya, masyarakat Jambi harus mengonsumsi air minum yang sudah terindikasi “air limbah”.
          Pencemaran air Sungai Batanghari belakangan ini semakin meningkat. Baik pencemaran limbah cair industri, limbah rumah tangga, limbah penambangan emas tanpa izin maupun pencemaran akibat sampah. Pencemaran air Sungai Batanghari tersebut terjadi mulai dari daerah hulu maupun hingga hilir. Salah satu pencemaran air Sungai Batanghari yang cukup tinggi terjadi di Kota Jambi. Selama musim kemarau di Jambi berlangsung dua bulan terakhir yang diikuti dengan pendangkalan air Sungai Batanghari, limbah cair industri, perhotelan dan rumah tangga banyak mengalir ke Sungai Batanghari. Limbah tersebut mengalir dari wilayah Kota Jambi ke Sungai Batanghari melalui anak-anak sungai seperti Sungai Maram dan Sungai Sijenjang. Biasanya, ketika debit Sungai Batanghari berada pada batas normal, yakni sekitar 10 meter, aliran air Sungai Sijenjang dan Sungai Maram terhenti masuk ke Sungai Batanghari.Sebaliknya, air Sungai Batanghari yang mengalir ke kawasan rawa Kota Jambi melalui Sungai Sijenjang dan Sungai Maram. Namun saat ini, aliran air kotor dari Sungai Maram dan Sijenjang yang masuk ke Sungai Batanghari. Sungai Maram dan Sijenjang, Kota Jambi, sepekan ini, air yang mengalir ke Sungai Batanghari melalui kedua anak sungai tersebut berwarna hitam, berbau tak sedap dan bercampur limbah. Limbah yang masuk ke Sungai Batanghari tersebut membuat pencemaran air Sungai Batanghari semakin berat.
          Akibat pencemaran itu, kualitas air Sungai Batanghari semakin buruk. Hal ini sangat memprihatinkan dan mengancam kesehatan warga karena air Sungai Batanghari menjadi bahan baku utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang Kota Jambi. Tingginya pencemaran itu membuat air sungai tersebut semakin tak layak untuk konsumsi. Menurunnya kualitas air Sungai Batanghari juga tersebut dipengaruhi musim kemarau yang menjadikan pendangkalan sungai. Pendangkalan air Sungai Batanghari menyebabkan bahan baku air PDAM Tirta Mayang Kota Jambi yang bersumber dari Sungai Batanghari semakin terbatas. Kadar pencemaran di Sungai Batanghari semakin tinggi dan mengancam kesehatan. Bahkan air Sungai Batanghari di beberapa wilayah, termasukdi wilayah Kota Jambi kini telah mengandung bakteri yang bersumber dari tinja.
          Kualitas air dari PDAM Tirta Mayang yang mengalir ke rumah warga di Kota Jambi selama kemarau ini semakin buruk. Air PDAM yang megalir ke rumahnya berlumpur dan tak layak untuk konsumsi. Selain itu alira air ke rumah warga tersebut juga sering mati selama musim kemarau. Buruknya kualitas air PDAM tersebut diperparah pula oleh seringnya pasokan air PDAM macet. Terkadang, air PDAM hanya mengalir satu – dua jema sehari, sehingga kebutuhan air warga tidak cukup.
          Pembangunan prasarana air minum terus dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, meskipun masih terdapat banyak hambatan dalam pencapaian target-target, khususnya dalam memenuhi sasaran cakupan pelayanan air minum nasional berdasarkan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) di akhir tahun 2015 sebesar 68,87 persen. Hingga akhir tahun 2013, katanya, pencapaian akses aman air minum nasional baru 67,73 persen, sedangkan target di akhir tahun 2019 adalah 100 persen.
          Pengadaan prasarana air bersih adalah merupakan bagian kewajiban pemerintah. Karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam penyediaan instalasi dimaksud, sebagian besar anggota masyarakat,  baik yang di pedesaan ataupun di sebagian besar wilayah perkotaan kemudian masing-masing berupaya mencari solusi atas permasalahan ketersediaan air bersih yang dibutuhkannya. Sebagian menggunakan air dari  sungai, sumur, danau, dan beragam sumber langsung alam lainnya. Air dari sumber inilah yang digunakan sebagai bahan untuk air minum yang diproses dengan teknologi yang sangat tradisional : dimasak/dididihkan.
          Buruknya pelayanan air minum tentunya tidak bisa terlepas dari peranan para pengelola SPAM yang dalam hal ini kelembagaan dan investasi SPAM. Dengan kondisi ini diperlukan langkah-langkah pengembangan SPAM di Provinsi Jambi agar ketersediaan air minum yang bersih dan sehat dapat terpenuhi di masyarakat Provinsi Jambi. Dalam rangka mendukung pengembangan SPAM sesuai dengan Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan SPAM, Pemerintah berusaha melakukan pembenahan-pembenahan sesuai dengan kewenangan di era otonomi daerah. Upaya strategis Pemerintah berkaitan dengan hal tersebut diantaranya adalah mendorong investasi pengembangan SPAM melalui perbankan nasional, meningkatkan kinerja PDAM Sakit dan PDAM Kurang sehat, memberikan pembinaan terhadap pengelola SPAM antara lain BUMN atau BUMD, koperasi, badan usaha swasta, dan kelompok masyarakat  melalui bantuan teknik, bantuan manajemen dan bantuan program. Berdasarkan data BPPSPAM, dari total 350 PDAM, hanya 176 PDAM yang dinyatakan berstatus sehat, dan 104 PDAM berstatus kurang sehat, serta 70 PDAM berstatus sakit.
          Untuk itu dalam APBN TA 2014 Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum melalui Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Propinsi Jambi menyelenggarakan kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Kelembagaan dan Investasi SPAM di Provinsi Jambi
1.2 Maksud dan Tujuan      
          Maksud dan tujuan dari kegiatan ini agar infrastruktur SPAM yang telah dibangun dapat dikelola dengan baik sehingga bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya dan dapat berkembang  untuk meningkatkan cakupan pelayanan meningkat serta didapatkannya PDAM-PDAM yang elegible untuk melakukan pinjaman ke perbankan nasional dan dapat melakukan penyusunan kelayakan investasi yang bankable dan feasible       
1.3 Jadwal kegiatan        
Rencana Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan dan Investasi SPAM, yang terdiri dari:
  1). Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kelembagaan SPAM di Kabupaten/Kota
    2). Memberikan fasilitasi terhadap PDAM-PDAM dalam penyusunan rencana investasi dalam  
                      pengelolaan SPAM
3).Monitoring, dan koordinasi dengan instansi-instansi terkait di kabupaten/kota, untuk menampung dan memfasilitasi kelembagaan dan investasi SPAM yang dilaksanakan masing-masing kabupaten/kota se provinsi Jambi.
4). Mengidentifikasi dan Mengevaluasi kelembagaan dan pengelolaan SPAM yang telah, sedang dan akan dilaksanakan berdasarkan sumber daya yang ada.
5). Melaksanakan fasilitasi dan pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan kelembagaan serta mengevaluasi program investasi SPAM di kabupaten/kota setempat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar